"Oney!" tegur mama, sebal melihat kelakuan anak sulungnya
yang seperti nggak tahu adat saja. Oney nyengir "Soryyyyy ma...... !
kadang─kadang suka
lupa kalau udah nyampe rumah. Perasaan masih di gunung "
"Ya udah ! Kamu balik aja lagi ke gunung !" ledek papa.
Oney meringis.."Bawa edelweisnya gak, kak ?" tanya sonya , si adik
semata wayang.
Oney menoleh pada Sonya "dengerin ya, nya. Edelweis itu bunga
langka yang di lindungi. Jadi, nggak boleh di petik. Lagian, edelweis pasti
lebih seneng hidup di puncak gunung yang bersih dan sejuk, di dari pada di
kamer kamu yang sumpek.."
Sonya menimpuk Oney dengan
sebutir kacang.
"Jangan naik gunung
melulu, Ney, " ujar mama. "sekolah kamu tuh, diurusin "
"ya iya lah, ma... besok-besok
mana bisa naik ke puncak gunung lagi. sebentar lagikan kejuaraan karate.... ma,
Oney mandi dulu yah... "
"iya sana mandi..." serobot
sonya yang melihat peluang untuk membalas. "tuh badan udah bau kambing,
tau !!!"
Sonya sedang asyik dengan komputernya.
tadi di sekolah, Heru baru ngajarin WEBSITE.
Sonya penasaran dan ingin mencoba.
"serius amat, Nya !!!"
"Hmmm..."
"ngapain sih ,Nya ?" ,,,
"bikin WEBSITE.."sahut Sonya semangat ..
"WEBSITE
?emang kamu bisa ? " ledek Oney . "bagus juga kerjaan you, Nya
!"
Sonya tersenyum bangga "ini belum
kelar, kak Oney. kalau udah kelar, pasti lebih keren...."
"wah! bikinin untuk kak Oney dong, Nya
!"
"siiiip, deh ! Eh, tapi kak Oney, kalau
cuma mau cari pacar sih, nggak usah bikin WEBSITE
segala. ikut biro jodoh aja !"
Oney manjitak kepala sonya " dasar
adik durhaka !"
sonya ngakak "kak Oney makin Macho
aja, sih. ikutan karate,naek gunung, WALL
CLIMBING .... apa gak makin kekar tuh badan? ikut yang rada FEMINIM dong, kak !"
"apa ?!"
"ya..misalnya ... angkat
besi..."
Oney tertawa "ini untuk jaga diri,
Nya.kalau ada apa─apa kan, kak Oney bisa ngelindungi diri
sendiri "
"ngelindungi sonya juga ?"
"ya iyalah. kamu kan, adiku paling
imut.."
Untuk ukuran cewek, Oney tomboi banget.
Kesenangannya pada Olahraga keras mambentuk tubuhnya menjadi kokoh. sebaliknya
dengan Sonya, dia paling malas berolahraga. tetapi dua bersaudara itu selalu
kompak. usia mereka yang cuma selisih satu tahun, membuat mereka seperti sepasang
sandal jepit yang sulit di pisahkan, dan mereka berdua sama─sama tergila─gila pada GREENE. Sonya sangat terkagum pada Mike, sementara Oney memilih untuk
jatuh cinta pada Andy.
Oney dan Sonya langsung histeris ketika
mendapat kabar kalau GREENE akan
menggelar konser di jakarta. sejuta rayuan di luncurkan kepada orangtua agar
diperbolehkan menonton konser greene. kapan lagi, coba?
meskipun tiket sudah di tangan rasanya
belu 100% percaya hingga hari yang di
tunggu─tunggu.
"abis nonton konser langsung
pulang,kan ?" tanya mama ketika Oney dan Sonya siap─saip pergi nonton konser. "ya iyalah, ma " sahut Oney dengan
kata─kata khasnya.
"siapa tahu kalian mau ikut─ikutan nguber ke hotel mereka, kan jauh kalau sampai ke Amerika segala
"
"paling juga kejadiannya mereka
yang nguber─nguber kita " sahut Oney usil
"hati─hati, jaga diri baik─baik. konser seperti itu pasti rame
banget "
"oke deh, ma "
konser GREENE benar-benar akan jadi konser yang heboh. siapa sih yang gak
pengen nonton ?
"Mike! ...Mike! we love you
!"
"Ronald...!"
"Andy... !"
massa mulai histeris. bahkan sebelum GREENE naik ke panggung.
"gile bener yah, kak"
"he─eh"
Oney mulai resah.
Oney gelisah,, ini feeling kok ga enak yah ?
"Nya, kita keluar aja yuk!"
"nggak ah !" tolak Sonya
"kita keluar,Nya" paksa Oney
"tapi, kak.."
Oney nggak peduli sama Sonya,ia
langsung menarik tangan Sonya. Sonya gak berani menolak. ia tahu, kalau Oney
udah gak main─main lagi.
"sory...sory mau keluar, nih.eh,
permisi, dong !" kata oney berkali─kali. tetapi, susah
banget mencapai pintu keluar ketika ratusan bahkan ribuan orang saling
mendorong untuk lebih dekat ke panggung, melihat sang pujaan. seperti melawan
air arus saja.
tangan Sonya mulai terasa sakit ,
"kak Ney!!" seru Sonya
Oney menoleh "apa?"
"tangan Sonya sakit "
"tahan ya,Nya. kita harus
keluar."
"kak..."
Oney nggak menanggapi lagi. Massa
semakin nggak terkendali. Oney semakin gelisah. langkahnya tertahan. badannya
terdorong ke kiri, ke kanan, depan, belakang . oleh arus yang sangat kuat.
sekuat─kuatnya
oney akhirnya, Oney goyah juga. lebih─lebih karena udara terasa semakin pengap dan sesak. Oney tersentak
ketika menyadari Sonya sudah terlepas darinya.
"kak, Oney..."
"Sonyaaaa....." teriak Oney
saat sayup─sayup telinganya menangkap teriakan Sonya. arus manusia di sekelilingnya makin mendesak,
mendorong kian jauh.
"SONYA ...." teriak Oney
sekuat tenaga.Oney mulai putus asa.
Oney membuka mata dan mulai merintih.
sekujur tubuhnya terasa sakit. samar─samar ingatan Oney
mulai kembali.
"Sonya..!!" seru Oney begitu
tersadar.
"Ney.." satu suara lembut
menyapa.
Oney menoleh "Sonya di mana,
ma?"
"Sonya di rumah sakit melati,
Ney.."
"Sonya parah, ma?"
"mama belum tahu,Ney. papa baru
saja kesana"
air mata Oney mulai menetes
"maafin Oney,ma. seharusnya, Oney bisa jagain Sonya. Oney juga pernah
janji selalu jagaiin Sonya."
Hp mama berbunyi.
"halo, papa..." sapa mama
diam sejenak
"Sonya bagaimana, pa?"
setelah mengucapkan pertanyaan itu,
mama nggak berkata apa─apa lagi. hidung mama memerah dan
berkali─kali mengejapkan matanya yang memerah. air matanya perlahan mengalir.
Oney mengamati semua itu, firasatnya
mengatakan ada sesuatu yang terjadi.
"Sonya?"
mama mengangguk─angguk
"Sonya...meninggal...?" tanya
Oney takut-takut
mama terdiam beberapa saat sebelum
mengiyakan dengan suara serak "iya.."
tangis Oney meledak. baru beberapa jam
lalu, mereka berdua pergi bergembira mau menonton GREENE. tapi, begitu cepat
keriangan itu berbalik. bukan kegembiraan yang di dapat, tetapi justru
kematian yang datang.
"maafin Oney, ma. Oney gak bisa
jagain Sonya. percuma Oney ikut karate. percuma Oney..."
mama memeluk Oney. "kematian itu
bukan soal bisa karate atu nggak,Ney. kematian itu takdir..."
"tapi, Sonya nggak akan meninggal kalau
nggak pergi sama Oney nonton GREENE!"
"Ney..."
tangis Oney makin deras..
"Sonya... maafin kak Oney. kaka nggak bisa jagain kamu. jangan pergi,Nya. please, Nya! please "
Hingga kini Oney selalu menjaga keluarganya agar kejadian yang
tertimpa pada
Alm.Sonya tidak
terulang kembali pada keluarganya lagi.
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ
Assalamualaikum J
Jadi kita bisa mengambil kesimpulan. bahwa
kematian seseorang tidak bisa di cegah oleh siapapun, apapun dan kapanpun J
Kematian adalah takdir setiap orang J
Kita semua bakalan merasakan kematian J
Menjaga diri itu penting J tapi kita
belajar menjaga diri bukan karena ingin melawan kematian, melainkan ingin
menjaga diri kita dari sebuah musibah (NASIB) J
Tetap
semangat J karena hidup di DUNIA pasti ada
manis dan ada pahitnya J
Semoga cerita ini menginspirasi bagi anda semua
yng membaca J
Wassalamualaikum J
|
Penulis
: Sonia Berliani
Karangan
:
Judul
: PLEASE DON'T GO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar